Sabtu, 27 Juli 2013

taklukkan anak susah diatur


Tips Untuk Ibu: Taklukan Anak Susah Diatur

Selasa, 25 Juni 2013 10:35

courtesy shutterstockVemale.com - Memiliki anak yang sedang dalam masa pertumbuhan memang memerlukan energi ekstra. Mereka terkadang sulit diberi nasihat dan dilarang bila akan melakukan sesuatu yang salah. Anak-anak yang susah diatur membuat stres ibunya. Namun jangan khawatir, anak-anak bisa berubah menjadi manis kok bila kita mau untuk mengubahnya secara perlahan-lahan. Bila anak Anda susah untuk diberitahu, mungkin Anda belum melakukan hal-hal di bawah ini untuk mengubahnya:
1. Broken record
Selama ini Anda memilih untuk berteriak atau memarahi anak bila mereka mulai rewel karena keinginan mereka tidak dituruti? Atau Anda selalu menuruti permintaan si anak karena tidak ingin mendengar tangisan mereka? Maka Anda perlu menerapkan cara 'broken record'. Selama yang mereka minta bukanlah kebutuhan penting dan tidak harus menuruti, Anda bisa menolaknya. Anda harus kuat hati dan mengendalikan emosi bila mereka mulai marah atau rewel. Dengan begitu mereka akan belajar bahwa mereka tidak selamanya bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan cara menangis dan merengek kepada kedua orang tuanya.
2. Tunjukkan tekad kuat
Ketika dihadapkan dengan pertengkaran yang sulit dengan anak, orang tua harus menjaga tekad mereka sebagai orang tua. Ketika kita menyerah, walau tidak mengatakannya, anak-anak bisa mengetahui apakah mereka bisa menang atau tidak. Anda harus tetap konsisten bila sudah berkata tidak dan tidak mudah luluh. Biarkan anak belajar bahwa orang tuanya menyayanginya tidak dengan cara selalu memberikan apa yang mereka minta.
3. Fokus pada perilaku positif
Ada beberapa anak yang rewel dan susah diatur hanya karena mereka mencari perhatian dari kedua orang tuanya. Anda harus memahami kenapa anak Anda bersikap tidak menyenangkan dan susah diatur. Berikan perhatian kepada anak Anda tanpa membuat mereka merasa bahwa mereka bisa meminta apa saja karena sudah mendapat perhatian lebih dari orang tuanya.
Menjadi orang tua memang tidak mudah ladies. Ada saja cobaan dan permasalahan yang terjadi setiap hari. Tidak sekolah untuk menjadi orang tua yang baik namun bila mau belajar maka Anda bisa menjadi orang tua yang terbaik bagi anak Anda dan taklukan segala permasalahan yang ada.

Kamis, 25 Juli 2013

gejala adhd in indonesia :)

ADHD Anak & Remaja Gejala
Oleh JOHN M. Grohol, Psy.D

Remaja ADHD Anak & fitur utama SymptomsThe dari attention deficit hyperactivity disorder (ADHD atau) adalah kurangnya perhatian, hiperaktif, dan / atau impulsif. Tapi Karena Kebanyakan anak-anak dan bahkan remaja Semoga menampilkan perilaku ini dari waktu ke waktu, adalah penting untuk tidak menganggap Bahwa setiap anak atau remaja Anda lihat Dengan gejala ini memiliki ADHD.

Gejala gangguan perhatian defisit hiperaktif biasanya kita Mengembangkan selama beberapa bulan. Secara umum impulsif dan hiperaktif yang diamati sebelum ada pemberitahuan kurangnya perhatian, que Sering Muncul kemudian.

Ini Mei Juga tidak diketahui Karena "lalai daydreamer" dapat diabaikan Ketika orang yang "tidak bisa duduk diam" di sekolah atau bekerja atau sebaliknya mengganggu akan melihat terlebih dahulu. Gejala-gejala yang dapat diamati dari ADHD akan bervariasi banyak MAKA Tergantung pada situasi dan Tuntutan spesifik itu membuat pada Individu kontrol diri.

Berbagai bentuk ADHD Dapat mengakibatkan seseorang dicap berbeda - terutama pada anak-anak. Sebagai contoh, seorang anak yang impulsif Mungkin dicap sebagai "masalah kedisiplinan." Seorang anak pasif Dapat Digambarkan sebagai "tidak termotivasi." Tapi ADHD Bisa menjadi penyebab Kedua pola perilaku. Ini Mungkin hanya akan sebelas Diduga pukul hiperaktivitas anak, distractibility, kurang konsentrasi, atau impulsif mulai mempengaruhi, kinerja sekolah, persahabatan, atau perilaku di rumah.

Ada tiga subtipe ADHD umumnya diakui oleh para profesional, sekarang disebut "presentasi" dalam DSM-5:

Terutama hiperaktif-impulsif Presentasi - Jika gejala gejala hiperaktif-impulsif kurangnya perhatian tapi tidak Telah ditunjukkan untuk Sedikitnya 6 bulan.
Presentasi Terutama lalai - Jika gejala kekurangan perhatian tetapi tidak gejala hiperaktif-impulsif Telah ditunjukkan untuk Sedikitnya 6 bulan.
Gabungan Presentasi - Jika gejala Kedua kurangnya perhatian dan hiperaktif-impulsif Telah ditunjukkan untuk Sedikitnya 6 bulan.
Seseorang harus memiliki gejala ADHD hadir sebelum usia 12 agar dapat didiagnosis.

Juga harus ada bukti Bahwa perilaku ADHD hadir dalam dua atau lebih pengaturan - misalnya, di rumah dan di sekolah, dengan teman dan keluarga, dan kegiatan lainnya. Seseorang yang bisa memperhatikan di sekolah tetapi lalai hanya di rumah biasanya kita tidak akan Kualifikasi untuk diagnosis ADHD.

Hiperaktif / impulsif Jenis ADHD
Seseorang yang hiperaktif selalu tampak "di mana" atau Terus-menerus bergerak. Orang Mei lari sekitar menyentuh atau bermain dengan apa yang ada di depan mata, atau berbicara tanpa henti. Duduk diam saat makan malam atau Selama kelas di sekolah dapat hampir mustahil. Mereka menggeliat dan gelisah Di kursi mereka atau berkeliaran di sekitar ruangan. Atau Mereka May menggoyangkan kaki mereka, sentuhan segalanya, atau ribut tekan pensil mereka.

Remaja Hiperaktif Bisa Juga merasa gelisah internal. Mereka sering merasa perlu untuk tetap sibuk dan Mei mencoba untuk melakukan beberapa hal sekaligus.

Orang yang impulsif tampaknya tidak dapat Kontrol reaksi langsung mereka atau berpikir sebelum Mereka bertindak. Mereka akan melontarkan komentar Sering pantas, menunjukkan emosi mereka tanpa menahan diri, dan bertindak tanpa memperhatikan konsekuensi yang sangat penting. Semoga Mereka merasa sulit untuk menunggu untuk hal-hal yang Mereka Inginkan, atau untuk mengambil giliran mereka dalam permainan. Semoga Mereka ambil mainan dari anak lain atau memukul atau bahkan bertindak Ketika marah.

Sebagai remaja, impulsif Semoga orang memilih untuk melakukan hal-hal itu memiliki pahala instan bukannya melihat melalui kegiatan yang membutuhkan usaha lebih tetapi akan menyebabkan lebih besar tapi tertunda penghargaan.

Gejala diagnostik khusus hiperaktif-impulsif adalah:

Sering gelisah Dengan atau keran tangan atau kaki, atau menggeliat di kursi.
Sering meninggalkan tempat duduk dalam Situasi Ketika tetap duduk diharapkan (misalnya, meninggalkan kursi di kelas atau di tempat kerja mereka)
Menjalankan atau mendaki dalam Situasi mana tidak pantas
Melontarkan jawaban sebelum mendengar seluruh pertanyaan
Berbicara berlebihan
Mengganggu atau mengganggu orang lain
Memiliki kesulitan menunggu dalam antrean atau bergiliran
Tidak dapat bermain atau terlibat dalam kegiatan di waktu luang diam-diam
Merasa sangat gelisah, seolah-olah "digerakkan oleh motor", dan berbicara berlebihan.
Seorang anak atau remaja harus memenuhi 6 atau lebih gejala di atas untuk Sedikitnya 6 bulan untuk Kualifikasi untuk komponen ini diagnosis ADHD. Sebagai Dengan Semua diagnosa, Juga Perilaku ini harus memiliki, dampak negatif langsung terhadap Fungsi sosial dan akademik seseorang.

Jenis Lalai ADHD
Seseorang didiagnosis Dengan Jenis Terutama lalai dari ADHD mengalami kesulitan fokus pada satu hal dan Mei bosan dengan tugas setelah hanya beberapa menit. Namun, Jika Mereka melakukan sesuatu Mereka benar-benar menikmati, Mereka biasanya kita tidak memiliki kesulitan membayar perhatian. Tetapi fokus disengaja, perhatian sadar untuk mengatur dan menyelesaikan tugas atau mempelajari sesuatu yang baru adalah sulit.

Pekerjaan rumah adalah Terutama keras. Mereka akan lupa untuk menuliskan tugas, atau meninggalkannya di sekolah. Mereka akan lupa untuk membawa pulang sebuah buku, atau membawa pulang salah satu. Pekerjaan rumah, Ketika akhirnya selesai, akan penuh dengan kesalahan. Hal ini Sering Ditemani frustrasi bagi anak dan orang tua mereka.

Orang lalai jarang impulsif atau hiperaktif, tapi punya masalah membayar perhatian yang signifikan. Seringkali Mereka Muncul untuk melamun, "lalai," mudah bingung, bergerak lambat, dan lesu. Semoga Mereka memproses informasi lebih lambat dan kurang akurat daripada yang lain. Seorang anak dengan kurangnya perhatian memiliki waktu sulit memahami apa yang saya atau dia yang seharusnya dilakukan Ketika guru Memberikan instruksi lisan atau bahkan ditulis. Kesalahan sering terjadi. Orang duduk diam dan Mei Tampil untuk bekerja, namun pada kenyataannya tidak sepenuhnya memperhatikan atau memahami tugas dan instruksi.

Orang Dengan Bentuk ADHD Sering Dengan Lainnya bergaul lebih baik daripada bentuk-bentuk lebih impulsif dan hiperaktif, Puncak Gust Mungkin tidak Memiliki jenis yang sama masalah sosial Dengan Bentuk umum lainnya ADHD. Karena itu, masalah dengan kurangnya perhatian yang Sering Terabaikan.

Gejala diagnostik kurangnya perhatian adalah:

Tidak memberikan perhatian dekat dengan rincian atau membuat kesalahan ceroboh dalam sekolah, pekerjaan, atau kegiatan lainnya
Sering mengalami kesulitan mempertahankan perhatian dalam tugas atau kegiatan bermain
Sering tampaknya tidak mendengarkan Ketika berbicara Langsung
Sering mengalami kesulitan mengatur tugas dan kegiatan, Sering melewatkan dari satu kegiatan yang belum selesai yang lain (misalnya, gagal memenuhi tenggat waktu; berantakan, pekerjaan tidak teratur, kesulitan menjaga Organized)
Mudah Menjadi terganggu oleh rangsangan yang tidak relevan, seperti pemandangan dan suara (atau pikiran yang tidak berhubungan)
Gagal untuk memperhatikan instruksi dan membuat kesalahan ceroboh, tidak menyelesaikan pekerjaan, tugas atau Tugas
Kerugian atau lupa hal-hal yang diperlukan untuk suatu tugas, seperti pensil, buku, tugas atau alat
Menghindari, tidak menyukai atau enggan untuk terlibat dalam Hal Itu pikiran mengambil banyak usaha untuk jangka waktu yang panjang
Apakah Seringkali pelupa dalam aktivitas sehari-hari (misalnya, melakukan tugas, menjalankan tugas, kembali panggilan, membayar tagihan, menjaga janji)
Seorang anak atau remaja harus memenuhi 6 atau lebih gejala di atas untuk Sedikitnya 6 bulan untuk Kualifikasi untuk komponen ini diagnosis ADHD. Sebagai Dengan Semua diagnosa, Juga Perilaku ini harus memiliki, dampak negatif langsung terhadap Fungsi sosial dan akademik seseorang.

ADHD Gabungan Jenis
Seseorang menunjukkan hiperaktif, impulsif dan kurangnya perhatian yang Dianggap Memiliki presentasi gabungan ADHD, que menggabungkan semua gejala di atas.

gejala adhd

Childhood & Teenager ADHD Symptoms

By JOHN M. GROHOL, PSY.D.

Childhood & Teenager ADHD SymptomsThe main features of attention deficit hyperactivity disorder (orADHD) are inattention, hyperactivity, and/or impulsivity. But because most young children and even teenagers may display these behaviors from time to time, it is important not to assume that every child or teen you see with these symptoms has ADHD.
Symptoms of attention hyperactivity deficit disorder usually develop over several months. In general, impulsiveness and hyperactivity are observed before one notices the lack of attention, which often appears later.
It also may go unnoticed because the “inattentive daydreamer” may be overlooked when the person who “can’t sit still” at school or work or is otherwise disruptive will be noticed first. The observable symptoms of ADHD will therefore vary a great deal depending on the situation and the specific demands it makes on an individual’s self-control.
Different forms of ADHD may result in a person being labeled differently — especially in children. For example, an impulsive child may be labeled a “discipline problem.” A passive child may be described as “unmotivated.” But ADHD could be the cause of both behavior patterns. It may only be suspected once the child’s hyperactivity, distractibility, lack of concentration, or impulsivity start affecting school performance, friendships, or behavior at home.
There are three subtypes of ADHD generally recognized by professionals, now called “presentations” in the DSM-5:
  • Predominantly Hyperactive-Impulsive Presentation — If symptoms of hyperactivity-impulsivity but not symptoms of inattention have been shown for at least 6 months.
  • Predominantly Inattentive Presentation — If symptoms of inattention but not symptoms of hyperactivity-impulsivity have been shown for at least 6 months.
  • Combined Presentation — If symptoms of both inattention and hyperactivity-impulsivity have been shown for at least 6 months.
A person must have symptoms of ADHD present before age 12 in order to be diagnosed.
There must also be evidence that the ADHD behaviors are present in two or more settings — e.g., at home and at school; with friends andfamily; and in other activities. Someone who can pay attention at school but is inattentive only at home usually wouldn’t qualify for a diagnosis of ADHD.

Hyperactive/Impulsive Type of ADHD

A person who is hyperactive always seem to be “on the go” or constantly in motion. The person may dash around touching or playing with whatever is in sight, or talk incessantly. Sitting still at dinner or during a class at school can be nearly impossible. They squirm and fidget in their seats or roam around the room. Or they may wiggle their feet, touch everything, or noisily tap their pencil.
Hyperactive teenagers may also feel internally restless. They often feel the need to stay busy and may try to do several things at once.
People who are impulsive seem unable to control their immediate reactions or think before they act. They will often blurt out inappropriate comments, show their emotions without restraint, and act without considering the consequences. They may find it hard to wait for things they want, or to take their turn in games. They may grab a toy from another child or hit or even act out when upset.
As teenagers, impulsive people may choose to do things that have an instant reward instead of seeing through activities which take more effort but would lead to greater but delayed rewards.
Specific diagnostic symptoms of hyperactivity-impulsivity are:
  • Often fidgets with or taps hands or feet, or squirms in seat.
  • Often leaves seat in situations when remaining seated is expected (e.g., leaving seat in classroom or in their workplace)
  • Running or climbing in situations where it is inappropriate
  • Blurting out answers before hearing the whole question
  • Talking excessively
  • Interrupting or intruding on others
  • Having difficulty waiting in line or taking turns
  • Unable to play or engage in leisure activities quietly
  • Feeling very restless, as if “driven by a motor”, and talk excessively.
A child or teen must meet 6 or more of the above symptoms for at least 6 months to qualify for this component of the ADHD diagnosis. As with all diagnoses, these behaviors must also have a direct, negative impact on the person’s social and academic functioning.

Inattentive Type of ADHD

A person diagnosed with the Predominantly Inattentive type of ADHD have trouble focusing on any one thing and may get bored with a task after only a few minutes. However, if they are doing something they really enjoy, they usually have no trouble paying attention. But focusing deliberate, conscious attention to organizing and completing a task or learning something new is difficult.
Homework is particularly hard. They will forget to write down an assignment, or leave it at school. They will forget to bring a book home, or bring home the wrong one. The homework, when finally finished, will be full of mistakes. It is often accompanied by frustration for the child and their parents.
Inattentive people are rarely impulsive or hyperactive, but have a significant problem paying attention. They often appear to be daydreaming, “spacey,” easily confused, slow moving, and lethargic. They may process information more slowly and less accurately than others. A child with inattention has a hard time understanding what he or she is supposed to do when a teacher gives oral or even written instructions. Mistakes are frequent. The person may sit quietly and appear to be working, but in reality is not fully attending to or understanding the task and the instructions.
People with this form of ADHD often get along better with others than the more impulsive and hyperactive forms, as they may not have the same sorts of social problems common with the other forms of ADHD. Because of this, the problems with inattention are often overlooked.
Diagnostic symptoms of inattention are:
  • Not giving close attention to details or making careless mistakes in schoolwork, work, or other activities
  • Often has difficulty sustaining attention in tasks or play activities
  • Often does not seem to listen when spoken to directly
  • Often has trouble organizing tasks and activities, often skipping from one uncompleted activity to another (e.g., fails to meet deadlines; messy, disorganized work; difficulty keeping organized)
  • Becomes easily distracted by irrelevant stimuli, like sights and sounds (or unrelated thoughts)
  • Fails to pay attention to instructions and makes careless mistakes, not finishing work, chores or duties
  • Loses or forgets things needed for a task, like pencils, books, assignments or tools
  • Avoids, dislikes or is reluctant to engage in things that take a lot of mental effort for a long period of time
  • Is often forgetful in daily activities (e.g., doing chores, running errands; returning calls, paying bills; keeping appointments)
A child or teen must meet 6 or more of the above symptoms for at least 6 months to qualify for this component of the ADHD diagnosis. As with all diagnoses, these behaviors must also have a direct, negative impact on the person’s social and academic functioning.

Combined Type of ADHD

A person exhibiting hyperactivity, impulsivity and inattention are considered to have the combined presentation of ADHD, which combines all of the above symptoms.

adhd

http://psychcentral.com/lib/attention-deficit-hyperactivity-disorder-fact-sheet/0001602
As with all mental disorders, the exact cause of attention deficit disorder (ADHD) is unknown, so parents should not blame themselves for this problem. It is likely that many factors play a role in each case of ADHD, very little of which has to do with specific parenting or child rearing skills.
Inevitably, parents will ask themselves “What did I do to cause this?” or “How could I have prevented it?”, but most of the evidence points to genetic factors, environmental facts or brain damage.
Instead, parents should focus on how best to help their child with ADHD. Experts hope that someday, understanding the causes of the condition will lead to effective therapies, and evidence is building on the side of genetic causes for ADHD rather than elements of the home environment. Certain aspects of a child’s environment may, however, affect the symptom severity of ADHD once it is established.
Possible causes of ADHD include:
Genes
ADHD has a strong genetic basis in the majority of cases, as a child with ADHD is four times as likely to have had a relative who was also diagnosed with attention deficit disorder. At the moment, researchers are investigating many different genes, particularly ones involved with the brain chemical dopamine. People with ADHD seem to have lower levels of dopamine in the brain.
Children with ADHD who carry a particular version of a certain gene have thinner brain tissue in the areas of the brain associated with attention. Research into this gene has showed that the difference are not permanent, however. As children with this gene grow up, their brains developed to a normal level of thickness and most ADHD symptoms subsided.
Nutrition and Food
Certain components of the diet, including food additives and sugar, can have clear effects on behavior. Some experts believe that food additives may exacerbate ADHD. And a popular belief is that refined sugar may be to blame for a range of abnormal behaviors.
However, the belief that sugar is one of the primary causes of attention deficit disorder does not have strong support in the research data. While some older studies did suggest a link, more recent research does not show a link between ADHD and sugar. While the jury is still out on whether sugar can contribute to ADHD symptoms, most experts now believe that the link is not a strong one. Simply removing sugar from a child’s diet is unlikely to significantly impact their ADHD behavior.
Some studies also suggest that a lack of omega-3 fatty acids is linked to ADHD symptoms. These fats are important for brain development and function, and there is plenty of evidence suggesting that a deficiency may contribute to developmental disorders including ADHD. Fish oil supplements appear to alleviate ADHD symptoms, at least in some children, and may even boost their performance at school.
The Environment
There may be a link between ADHD and maternal smoking. However,women who suffer from ADHD themselves are more likely to smoke, so a genetic explanation cannot be ruled out. Nevertheless, nicotine can cause hypoxia (lack of oxygen) in utero.
Lead exposure has also been suggested as a contributor to ADHD. Although paint no longer contains lead, it is possible that preschool children who live in older buildings may be exposed to toxic levels of lead from old paint or plumbing that has not been replaced.
Brain Injury
Brain injury may also be a cause of attention deficit disorder in some very small minority of children. This can come about following exposure to toxins or physical injury, either before or after birth. Experts say that head injuries can cause ADHD-like symptoms in previously unaffected people, perhaps due to frontal lobe damage.
Other Possible Causes
ADHD researchers are currently investigating the frontal lobes of the brain — the areas controlling problem-solving, planning, understanding other people’s behavior, and restraining our impulses.
The brain is divided into two halves, and the two frontal lobes communicate through a bundle of nerve fibers called the corpus callosum. These areas, and nearby brain cells, are being examined by ADHD researchers. Using brain imaging methods, the experts can get an idea of the location of the psychological deficits of ADHD.
A 2002 study found that children with ADHD had 3-4 percent smaller brain volumes in all the brain regions measured. But children on ADHD medication had similar brain volumes to unaffected children, in some of the areas measured.
One big difference was the amount of “white matter” — long-distance connections between brain regions that normally become stronger as a child grows up. Children with ADHD who had never taken medication had an abnormally small volume of white matter.

Rabu, 19 Juni 2013

Tanda anak cerdas

1. Mampu berjalan dan bicara di usia dini
kemampuan koordinasi yang cepat mengakibatkan mereka bisa berjalan dan bicara di usia dini

2.Aktif bertanya
anak cerdas umumnya rasa ingin taunya tinggi dan senang pada detail dan suka bertanya terus sampai puas

3.sensitif


4.energik
rata2 tidak suka tidur siang dan bergerak terus

5.mampu membaca di usia dini


6.tulisan tangan tidak rapi


7.mampu berpikir kreatif


8.senang bereksperimen


9.senang mengamati

10aktif berargumentasi

Tanda anak hiperaktif

1. Tidak fokus
dia tidak bertahan lama dalam konsentrasi

2.Sifat menentang
sulit dinasehati

3.Destruktif
suka menghancurkan itulah tanda2 anak hiperaktif


4.Tidak mengenal lelah



5.Tanda tujuan jelas



6.Bukan penyabar yang baik dan usil

jurus ampuh mengatasi anak hiperaktif

1. Budayakan disiplin

2.Hindari hukuman

3.Hindari memberi predikat buruk kepadanya

4.Pahami kebiasaan anak

5.Berikan kasih sayang jangan memanjakan

6.Drill atau pengulangan pembelajaran

7,Berikan pujian
jangan bosan memuji, jangan berikan cap jelek padanya
8.Waspada pada tindakan yang membahayakan dirinya
terus mengingatkan akibat bahaya
9.Perbanyak komunikasi dengan anak anda
dengan anak hiperaktif kita harus berkomunikasi lebih sering,

10.Sabar dalam memberi makan
tidak mudah memang memberi makan anak hiper, tapi

Minggu, 16 Juni 2013

Keluarga sumber inspirasi

Berbincang dengan Edy Zaqeus: Keluarga Sumber Inspirasi

E-mailPrintPDF
Oleh: Herry Prasetyo
EDY ZAQEUS, pria kelahiran 24 Maret 1971. Pernikahannya dengan Francisca Sukeisih telah dianugerahi seorang putra bernama Vincent Dyas. Aktivitas Edy boleh dibilang seabrek, di bidang penulisan, pengeditan, penerbitan, pelatihan kepenulisan, dan lain-lain. Ia sangat tertarik terhadap ide-de inovatif, kreatif, dan semua hal yang positif.
Di sela-sela aktivitasnya, editor sejumlah buku bestseller dan pendamping puluhan penulis buku dalam melahirkan buku-buku terbaik ini tak lupa mendengarkan musik, seperti lagu-lagu dari Peterpan, D'Masiv, dan Kla Project. Sementara itu, acara televisi favoritnya antara lainBukan 4 Mata, Si BolangMancing Mania, dan Laptop Si Unyil.
Sebagai penulis buku, ia tentu rajin membaca dan buku-buku bernapaskan motivasi,entrepreneurleadership, dan cerita sukses tidak pernah absen dibacanya. Sedangkan buku yang ditulis Edy Zaqeus, antara lain Kalau Mau Kaya Ngapain Sekolah (Gradien, 2004), Resep Cespleng Menulis Buku Best Seller(Gradien, 2005), dan Bob Sadino: Mereka Bilang Saya Gila! (Kintamani, 2009).
Mas Edy yang selalu kreatif ini bersedia meluangkan waktunya untuk buahaticerdas, berbincang tentang banyak hal. Berikut ini hasil wawancaranya untuk para pembaca.

Apa arti keluarga bagi Mas Edy?
Ini pertanyaan sederhana yang susah dijawab secara singkat. Keluarga bagi saya adalah orientasi, motivasi, dan penjuru hidup saya. Saya merasa berarti kalau bisa mempersembahkan sesuatu yang terbaik buat keluarga. Dan, saya akan terus berjuang untuk bisa melakukan idealisme tersebut. Mudah diucapkan ya, tapi sulit sekali pelaksanaannya.

Banyak orang selalu menyorot peran perempuan dalam keluarga, nah menurut Mas, bagaimana peran prianya?
Saya bersama istri sudah berkomitmen, kami berdua adalah tiang keluarga, yang keduanya harus sama kokohnya dalam menopang kehidupan keluarga. Kami ada pembagian tugas, tetapi kami juga nyaris harus sama mampunya untuk saling menggantikan. Contoh untuk membimbing anak, kami selalu seimbang dalam berbagi masukan dan cara. Jadi dengan begini rasanya asyik dan kompak banget hehehe...

Di antara kesibukan Mas Edy, seberapa besar inspirasi yang muncul dari kehidupan keluarga?
Karena arti keluarga yang sedemikian dalam di benak saya, otomatis keluarga selalu menjadi sumber inspirasi. Bahkan, mungkin tidak ada aktivitas saya yang tidak di-drive oleh kecintaan saya kepada keluarga. Saya kira kebanyakan orang seperti ini juga, dikatakan atau tidak... disadari atau tidak.

Gimana cara mengatasi persoalan "ketika waktu nggak terasa cukup" untuk dibagi antara kegiatan/karier dengan kehidupan keluarga?
Untungnya sebagai penulis dan writer coach saya punya waktu berlimpah untuk keluarga. Saya juga punya kesempatan yang sangat jarang dimiliki oleh orang bekerja pada umumnya. Saya hampir setiap hari bersama keluarga saya, anak dan istri saya... menikmati waktu bersama mereka.

Apa saja kiat Mas Edy dalam meningkatkan kecerdasan karena sebagai penulis kan harus cerdas?
Waktu SMA dulu saya pernah disebut murid "pupuk bawang" alias tidak masuk perhitungan anak yang serius sekolahnya. Ranking 4 dari bawah, dari 48 siswa, juga pernah saya alami. Jadi aslinya saya tidak berani mengklaim diri cerdas hehehe... Kalau sudah begitu, mana berani saya kasih tip-tip untuk meningkatkan kecerdasan hehehe....

Dari jawaban Mas Edy, itu sudah terasa kok kecerdasannya. Kalau ukuran sukses menurut Mas seperti apa? 
Sukses itu bagi saya sederhana. Kalau saya bisa melakukan apa atau mendapatkan apa yang saya inginkan dengan cara yang saya mau, ya itu sudah sukses. Misalnya, dulu waktu masih menjadi wartawan, saya merasa apa yang saya dapatkan dibanding dengan apa yang saya lakukan tidak klop. Saya ingin punya waktu lebih banyak dan mendapatkan hasil yang cukup atau memadai saja. Ketika saya berhasil keluar dari "belenggu" profesi tadi, dan menemukan bidang baru yang lebih memberikan kepuasan batin maupun finansial, itu sudah sukses menurut saya. Bisa menikmati hidup sebagaimana yang saya mau itu sukses namanya.

Gimana Mas Edy menularkan kreativitas kepada anak? 
Saya tidak tahu apakah yang saya lakukan itu cara menularkan kreativitas. Yang pasti, saya suka sekali bermain dengan Vincent, anak saya yang sekarang usianya 2 tahun 4 bulan. Suka menemani dia melakukan aktivitas apa saja. Lalu ngobrol terus setiap saat dengan dia, menganggap dia sebagai 'orang' yang sudah punya pikiran sendiri.

Memberi semangat dia kalau lagi demo joget Jacko.... Anak saya demen sekali joget ala Michael Jackson. Sampai-sampai mengidentifikasikan dirinya dengan Jacko.

Kalau untuk ayah yang memang kerja kantoran, saran Mas biar sang ayah tetap "di hati" anaknya?
Kebetulan pas saya sudah punya anak, saya sudah bekerja di rumah, jadi mungkin saran saya tidak valid hehehe... Sediakan saja waktu-waktu khusus untuk anak. Tidak melulu soal kuantitas waktu dan frekuensi yang harus berlebih. Yang penting adalah soal kualitasnya.

Rasanya anak punya hak eksklusif kalau soal waktu khusus ini ya... Yang lain, penuhi saja komitmen waktu khusus tersebut karena ini akan menumbuhkan pengertian bahwa anak dihargai, diperhatikan, dan dipentingkan.

Menumbuhkan kemauan menulis sejak kecil, gimana caranya, Mas?
Nah, ini yang saya belum bisa jawab kalau merujuk anak saya yang masih balita hehehe... Tetapi kalau adik-adik saya, dulu sejak mereka SD atau SMP, saya sudah dorong mereka untuk rajin menulis surat ke saya. Kami kan tinggal beda kota. Juga rajin menulis diari. Yang lain, saya support mereka dengan memberi bacaan-bacaan yang memperluas pengetahuan maupun wawasan mereka. Hasilnya, salah satu adik saya yang masih mahasiswa, sekarang sudah menjadi kolomnis tetap website andaluarbiasa.com. Dia juga sedang merampungkan buku pertamanya. Sementara adik saya yang juga masih mahasiswa tingkat pertama, yang dulunya malas sekali menulis, sekarang pun mulai berlatih menulis. Jadi, tidak sia-sia juga dorongan saya kepada mereka sejak kecil...

Soal buku, Mas, bagaimana kiat memilih buku yang baik? 
Ini saran yang sangat subjektif karena berdasar kebiasaan saya pribadi. Dulu saya membeli buku apa saja yang saya asumsikan akan sangat menopang bahan penulisan saya. Belakangan, setelah buku ribuan jumlahnya, saya lebih memilih buku yang unik, yang aneh-aneh, atau yang paling menarik perhatian saya. Jadi, content minded hehehe...

Kalau orang tua ingin mengabadikan kenangan bersama anak lewat tulisan, apa yang pertama kali dilakukan?
Tulisan saja, bentuknya macam-macam. Bisa mulai dengan diari anak atau diari bersama. Istri saya pun melakukannya dengan membuat blog yang isinya khusus perkembangan Vincent dari hari ke hari. Dan ternyata, kami justru banyak belajar lagi dari aktivitas sederhana tersebut. Lihat saja blognya di http://sukeisih.wordpress.com.

Sudah berapa penulis yang lahir dari bimbingan Mas Edy?
Aduh, berapa ya... sudah di atas 30-an deh... Itu untuk klien ya, dalam artian saya sebagai writer coachprofessional editor, dan konsultan.

Bagaimana Mas Edy mendefinisikan diri sendiri?
Ini juga pertanyaan yang susah dijawab hahaha.... Ya, saya penulis yang happy aja deh dengan dunia saya, dan saya sungguh menikmati apa yang saya capai di situ.*****

BUkan cuma Mengajar dan Menghajar

A. Kasandra Putranto: Bukan Cuma Mengajar dan Menghajar

E-mailPrintPDF
SETIAP manusia memiliki persoalan dan dituntut untuk merespons persoalan itu dengan baik, bijak, dan sabar. Apalagi jika yang memiliki persoalan itu adalah orang dewasa dan sudah berkeluarga, tentu akan lebih rumit dibandingkan dengan orang yang belum memiliki tanggung jawab dalam kehidupan keluarga. “Persoalan yang dihadapi orang dewasa banyak sekali, berkait dengan diri, keluarga, pekerjaan dan masyarakat. Pada dasarnya setiap manusia menjalani kehidupannya sesuai dengan kemampuan dan pilihannya,” kata A Kasandra Putranto yang aktif di Himpunan Psikologi Indonesia, Asosiasi Psikologi Forensik, dan Ikatan Psikologi Klinis.

Berikut perbincangan herry prasetyo dari buahaticerdas dengan psikolog yang juga peduli terhadap pekerjaan-pekerjaan sosial dan tak lupa memperjuangkan anak berkebutuhan khusus.
Tentang perhatian Anda dalam memperjuangkan anak berkebutuhan khusus, bisa dijelaskan lebih detail lagi? 
Negara-negara lain sangat memberikan perhatian kepada anak Kebutuhan Khusus, dengan prinsip pendidikan inklusi dan masyarakat yang ramah dan nondiskriminatif. Prinsip utama mereka adalah mempersiapkan agar anak-anak KBK memiliki kesempatan untuk mandiri, memampukan diri serta terampil untuk menjalani kehidupan. Untuk itu dibutuhkan proses penanganan dan pendidikan yang layak dan tepat bagi mereka agar mereka mampu mencapai tujuan kemandirian tersebut. Indonesia, walaupun secara formal sudah menyatakan diri untuk melaksanakan pendidikan inklusi, namun kenyataannya pelaksanaannya masih belum sempurna. Hampir 70% dari populasi anak kebutuhan khusus ternyata tidak memperoleh kesempatan untuk bersekolah atau tidak memperoleh pendidikan yang layak dan sesuai dengan kekhususannya.
Masih banyak guru, sekolah, orang tua dan masyarakat yang terjebak dalam alasan kebijakan pendidikan nasional yang membedakan pendidikan anak normal dan anak luar biasa. Pemahaman indiskriminasi justru kerap menjadi praktik diskriminatif terhadap anak KBK. Anak autis, ADD, ADHD, LD, dan masih banyak kriteria lain semakin dipersulit dengan adanya UN. Saya merintis KELOMPOK PEDULI PENANGANAN DAN PENDIDIKAN ANAK KBK. Karena kami ingin mereka juga memiliki kesempatan untuk belajar mandiri dengan cara mereka sendiri.

Untuk KELOMPOK PEDULI PENANGANAN DAN PENDIDIKAN ANAK KBK, apa program riil yang dapat dirasakan manfaatnya? 
KP3ABK baru akan diresmikan 24 Juli 2010 dalam seminar sehari tentang penanganan ABK yang terbukti ilmiah. Di Indonesia semua orang bisa jualan apa saja, batu bertuah, pijit bermanfaat, atau pelatihan sakti. Duit diambil, anak tetap bermasalah, bahkan lebih bermasalah. Kegiatan nyata kami adalah memberikan psikoedukasi yang terus-menerus kepada guru, orang tua dan masyarakat, walaupun digempur oleh pihak-pihak pengusaha yang mengabaikan esensi ilmiah demi keuntungan pribadi.

Apa yang dimaksud dengan psikologi forensik?
Psikologi forensik adalah bidang ilmu psikologi yang berhubungan dengan hukum, terutama dengan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pengadilan dan permasyarakatan kasus-kasus kriminal. Psikologi dimanfaatkan untuk profiling pelaku kriminal, otopsi psikologi, asesmen, wawancara, intervensi dan terapi, psikoedukasi dan pelatihan baik tersangka, saksi, maupun korban.

Apa saran Anda agar keluarga, terutama dimulai dari orang tua, melek hukum, sehingga anak-anaknya kelak atau anggota keluarga yang lain tidak terjerat hukum hanya karena masalah sepele?
Salah satu caranya adalah menanamkan kebiasaan membaca untuk berbagai topik, terutama koran. Dengan wawasan yang luas dan minat baca yang tinggi, pengetahuan hukum adalah salah satu yang bisa dikuasai selain ekonomi, pendidikan dan lain-lain.

Persoalan apa saja secara psikologis, yang dihadapi orang dewasa saat ini? Seberapa besar persoalan tersebut berpengaruh pada perilaku atau pola berpikir?
Persoalan yang dihadapi orang dewasa banyak sekali, berkait dengan diri, keluarga, pekerjaan dan masyarakat. Pada dasarnya setiap manusia menjalani kehidupannya sesuai dengan kemampuan dan pilihannya. Mereka yang gagal, terbeban dan tertekan memiliki cara berpikir, merasa dan bertindak yang berbeda dengan mereka yang sukses, tertantang dan 'survive'. Kegiatan psikologi klinis saya adalah membantu setiap orang yang ingin mencapai kesuksesan dalam hidup yang sifatnya relatif bagi setiap orang. Sukses sebagai individu, sebagai ibu, sebagai pekerja, sebagai suami atau istri dan lain-lain, yang pada akhirnya adalah bebas dari gangguan psikologis.

Bisa diberikan satu contoh kasus bagaimana seseorang yang sudah Anda bantu, bisa terbebas dari beban psikologis sehingga lebih mudah meraih kesuksesan? 
Konflik antara anak dan orang tua atau suami dan istri yang sangat mengganggu kualitas hidup. Banyak yang depresi, temperamental dan terbeban sehingga kualitas sekolah, pekerjaan dan hidup menjadi menurun. Dengan intervensi psikologi, masalah diselesaikan. Keahlian saya menggunakan tekni Cognitive Behavior, mengubah pola pikir demi merekonstruksi pola perasaan dan perilaku. Saya mengembangkan teknik metamorfosis, agar klien bisa belajar mengubah diri demi mengubah gejala psikologis dan konflik yang mengganggu menjadi berangsur-angsur hilang.

Saya agak geregetan dengan dunia pendidikan kita, karena sebenarnya banyak ahli atau pemerhati pendidikan sudah memberikan ide bagaimana sistem pendidikan yang baik, tapi sepertinya sulit diterapkan. Apa sebenarnya kendala utama menerapkan sistem pendidikan yang pas untuk negeri ini?

Kendalanya karena pemimpin-pemimpin kita terjebak pada konsep satu dimensi, ekonomi saja atau globalisasi saja, melupakan dimensi yang lain. Para pejabat diknas juga kebanyakan bukan guru sehingga kurang memahami esensi pendidikan yang sebenarnya. Pendidikan nasional lebih diarahkan kepada manfaat ekonomi.

Bagaimana kiat yang mudah agar kita bisa mengubah pola pikir, karena sering kali hari ini pola pikirnya bener, hari berikutnya mengambang?
Teknik CBT melibatkan beberapa tahapan intervensi yang memerlukan komitmen tinggi. Tidak ada kiat yang mudah untuk mengubah pola pikir. Karena berdasarkan pengalaman, saya berikan yang mudah malah kebanyakan tidak percaya dan akhirnya malah tidak mau menjalankan. Secara sederhana hanyalah sekadar mengubah semua pikiran negatif menjadi positif, sehingga bisa menjadi program positif dalam pikiran yang bisa membentuk perasaan positif dan perilaku positif pula.
Mereka yang depresi terbiasa memiliki pola berpikir catastrophic yang khas, seperti “hidup saya tidak berharga, saya tidak akan pernah bisa menyenangkan hati orang tua saya, apa pun yang saya perbuat tidak ada artinya dan percuma.” Mereka yang bebas depresi memiliki pola berpikir yang berbeda, seperti: “hidup hanya satu kali, seberat apa pun rasanya Tuhan pasti akan memberikan sesuai kemampuan. Saya pasti akan bisa menyenangkan hati orang tua saya suatu saat, saya tidak akan pernah lelah berusaha untuk berbuat sesuatu.”
Berkaitan dengan pendidikan anak. Banyak anak-anak berbakat malah ditemukan oleh pihak swasta, seperti televisi, dengan beberapa program acara mencari bakat. Akan tetapi, begitu anak berbakat itu didapatkan, maka eksploitasi itu mudah muncul, anak "dipaksa" mencari duit dengan alasan popularitas. Bagaimana pendapat Anda?
Menyalurkan bakat dan minat tidak berarti dieksploitasi. Anak tetap memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal, bermain, dipenuhi kebutuhannya dan seterusnya. Orang tua yang menjadikan anak-anaknya untuk menjadi ‘cashcow machine’ seringkali sulit untuk diubah persepsinya, karena selalu melihat dari sisi kesempatan. Memerlukan teknik yang lebih bijak dan hati-hati, daripada sekadar menyalahkan pilihan mereka.

Bisakah Anda contohkan salah satu cara tentang psikoedukasi untuk guru atau orang tua? 
Menyelenggarakan seminar dengan mendatangkan ahli dari Amerika dan Belanda, di samping kegiatan melalui media dan pelatihan, atau melalui facebook dan media lain. Daripada facebooknya cuma buat nostalgia CLBK.
Bagaimana kiat sederhana membentuk karakter anak yang kuat? Sulitkah?
Sekali lagi, jawaban saya sulit. Karena jika saya bilang mudah orang tua akan sulit percaya. Mendampingi anak dengan hati bukan cuma sekadar mengajar dan menghajar, tetapi sekali lagi bukan berarti IMPOSSIBLE. Justru karena orang tua menganggap mudah jadi sering menggampangkan.

Apa yang ingin Anda sampaikan kepada pembaca di luar pertanyaan saya? 
Saya senang membantu orang mengatasi masalah psikologis mereka, sebagai anak, sebagai ibu, sebagai pekerja dan seterusnya. Saya ingin bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk lebih baik, terutama untuk memiliki keluarga yang mampu menyediakan 'rumah' yang nyaman dan produktif, menghasilkan anak-anak yang berpotensi dan berprestasi, dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka.*****

Cara mencetak anak cerdas

Oleh: Herry Prasetyo
Dr. Suharto, SpKO, DPH
Dr. Suharto, SpKO, DPH selama lebih 10 tahun membantu Tim Pendidikan Luar Biasa (Special Education) pada Pusat Kurikulum dan Sarana Pendidikan (Depdikbud), di bawah pimpinan Prof Dr Conny Semiawan. Ia juga pernah selama 9 tahun menjadi Kepala Pusat/Direktur Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas. Doter Suharto juga pernah menerbitkan Buku Usaha Kesehatan Sekolah, yang digunakan di Depdiknas sebagai buku wajib di SD.

Pengalaman lainnya, ia menjadi Wakil Direktur Program Susu Sekolah selama 20 tahun yang membantu pemerintah mendukung Program Pemberian Makanan Tambahan di Sekolah (SD) yang dipimpin Ibu Roosminie Emil Salim. Program ini pada puncaknya pernah menyalurkan bantuan susu siap minum kepada anak-anak SD kurang mampu mencakup lebih dari 1 juta anak seminggu 3 x minum di SD kurang mampu.
Saat ini dokter Suharto melakukan pengobatan Stem Cell untuk anak-anak down syndrome, dengan hasil yang lumayan baik.
Berikut wawancara buahaticerdas dengan dokter yang baik dan ramah ini.
Bagaimana, Dok, cara mencetak anak cerdas itu?
Mencetak anak cerdas tidak pernah mudah. Anak dilahirkan dengan POTENSI (kemampuan) yang berbeda yang bersifat bawaan. Ini sering sekali dikaitkan dengan faktor genetik/keturunan. Bila terdapat cacat pada genetiknya maka sering kali berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan selanjutnya. Sebagai contoh, anak dengan kelainan bawaan down syndrome, kemampuannya akan sangat terbatas.

Selanjutnya yang harus diperhatikan adalah keadaan pertumbuhan selama awal 5 tahun pertama hidup anak tersebut. Di umur itulah perkembangan otaknya akan mengalami penyempurnaan. Gangguan fisik dan kesehatan selama periode tersebut akan berpengaruh besar terhadap perkembangan kecerdasannya. Contohnya, kekurangan zat gizi, sering sakit, sering terkena pukulan pada kepala, keracunan, dan lain-lain.
Ada faktor lain, Dok?
Selain itu, gangguan pada masalah psikologis dan sosial juga memegang peranan penting, seperti lingkungan hidup harian, teman bermain, pendidikan di rumah dan di sekitar rumah, sekolah (bila sudah masuk play group atau kindergarten), perceraian orang tua, kematian salah satu keluarga, dan lain-lain.
Anak pada usia BALITA sering menderita penyakit maka penjagaan sangat menentukan keadaan kesehatannya, misalnya melalui imunisasi, pemberian makan yang baik, menghindari kontak dengan orang-orang yang kena penyakit infeksi, dan mengikuti cara-cara hidup sehat.

Dari segi pendidikan, Dok?
Dari segi pendidikan, perlu dicatat bahwa STIMULASI terhadap perkembangan kecerdasan juga memegang peranan penting seperti bermain, mengikuti program belajar yang sederhana, mengikuti kegiatan inovasi, mendapat contoh-contoh kerja kreatif, mengikuti pendidikan jasmani sebagai sarana belajar aturan, sportivitas dan hidup aktif. Menonton program TV atau film yang salah sering membuat dan menciptakan gangguan dalam perkembangan intelektual anak.

Bagaimana dengan asupan gizi agar anak bisa cerdas?
Pada dasarnya anak harus mendapatkan pengaturan asupan gizi seimbang sesuai tingkat umurnya. Masukan gizi yang lengkap dan cukup sangat penting. Kesulitan yang sering dihadapi adalah jumlah dan ragam masukan gizi yang tak cukup atau tak seimbang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Yang sering terjadi adalah kekurangan protein dan kalori.

Makan bukan hanya aspek asupan gizi, tapi juga mengandung aspek sosial lain, seperti sosialisasi, ketaatan waktu, pergaulan, belajar etika, karenanya orang tua sebaiknya memberi contoh cara dan etika makan yang baik dan benar.

Perkembangan sel-sel otak selama masa pertumbuhan terutama sejak di kandungan dan selama 5 tahun pertama usianya akan tergantung kepada asupan gizi yang baik dan benar. Selain kecukupan jumlah zat gizi, aneka ragam makanan perlu diperhatikan agar anak bisa mendapatkan jumlah/dosis makanan yang memang diperlukan.
Kekurangan salah satu zat, baik karena pasokan maupun karena gangguan pada proses pencernaan, akan menghambat pertumbuhan anak, misalnya pertumbuhan fisik terutama perkembangan otaknya. Pemberian makanan yang cukup dan proporsional dari segi kandungan gizi dan menjaga kesehatan anak merupakan faktor yang sangat penting.

Apa kendala pokok dalam meningkatkan kecerdasan anak?
Ada beberapa kendala pokok dalam meningkatkan kecerdasan anak, antara lain adalah:
a. Hal-hal yang berkaitan dengan pasokan gizi anak.
b. Hal yang berkaitan dengan kesehatan anak.
c. Hal yang berkaitan dengan lingkungan fisik anak, seperti anak yang secara tak sadar keracunan logam berat misal timah hitam (Pb) akan mengalami gangguan pertumbuhan sel-sel otak.
d. Lingkungan psikologis. Anak yang mengalami stres berkepanjangan akan mengalami depresi dan berpengaruh terhadap perkembangan otaknya, misalnya pada keadaan di mana kedua orang tua kurang harmonis dan sering cekcok, keadaan di mana kedua orang tua bercerai, anak yang diasuh oleh orang yang kurang bertanggung jawab, dan lain-lain.
e. Faktor genetik.
Sering seorang anak menderita kelainan genetik, misalnya down syndrome. Kelainan ini menyebabkan gangguan pada perkembangan fisik dan mental anak dan secara lahiriah memiliki kecerdasan yang terbatas.
f. Trauma pada kepala atau akibat kecelakaan akan mengurangi pengoptimalan perkembangan sel-sel otaknya dan berujung pada gangguan kecerdasan.
g. Pendidikan anak, yang merupakan bentuk stimulasi terhadap perkembangan otak. Stimulasi ini juga berkait dengan kesempatan bermain, sosialisasi dan bimbingan dari peer group-nya.

Apa saran Dokter agar orang tua dan guru dapat mencetak anak cerdas?
Banyak konsep yang dikaitkan dengan pengembangan kecerdasan seseorang dan umumnya orang tua akan menekankan peningkatan kemampuan tersebut kepada guru di sekolah. Saya merasa bahwa faktor penting dalam pengembangan kemampuan anak bukan hanya dalam bidang intelektual saja, tapi juga pada banyak kemampuan lain.

Salah kaprah yang terjadi saat ini adalah bahwa perguruan tinggi merupakan sasaran yang dituju banyak orang tua, padahal tidak semua anak mampu dan bisa belajar sampai perguruan tinggi. Kebutuhan tenaga kerja kita pun sebagian besar tidak membutuhkan lulusan perguruan tinggi.
Selain itu, kecerdasan ditentukan oleh faktor genetik. Kecerdasan rata-rata meningkat bila sejak lahir kita mendapatkan populasi yang rata-rata sehat. Karenanya, dilakukan berbagai upaya agar kelainan dapat dideteksi sejak dini melalui:
1. Konseling perkawinan, premarital councelling dan ini akan dilakukan baik melalui penelaahan genetika maupun melihat silsilah seseorang, atau kita kenal istilah bibitbebet dan bobot. Pencegahan terhadap timbulnya kelainan bawaan dapat dilakukan sejak dini.
2. Pengawasan selama kehamilan. Kadang-kadang diperlukan suatu pemeriksaan dengan melihat keadaan janin di kandungan dan melalui Amniocentesis (mengambil cairan ketuban) untuk pemeriksaan keadaan kehamilan. Menjaga asupan gizi ibu selama mengandung, dll.
3. Menjaga persalinan anak dengan baik. Persalinan normal dan terencana baik akan membantu mendapatkan anak sehat dan berpotensi baik.
4. Perawatan bayi dan anak.
Dalam menghadapi hal-hal dengan kelainan genetik yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya mungkin penggunaanStem Cell dapat dipertimbangkan sebab saat ini telah ditemukan cara untuk mengatasi down syndrome dengan penyuntikan Xeno Stem Cell.

Selain itu, Dok?

Kederdasan ditentukan oleh tumbuh kembang anak. Tentu saja selain masalah fisik, tumbuh kembang anak ditentukan juga oleh lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis anak.
Berada dalam lingkungan yang menekankan belajar dengan membaca misalnya menyebabkan anak akan mengikuti budaya baca dengan tekun, buku akan menjadi bagian dalam hidup kesehariannya. Belajar kerja harian seperti membersihkan tempat tidur dan kamar mendorong anak untuk belajar mengurus diri sendiri. Belajar mencintai seni menyebabkan anak lebih mempunyai kedalaman rasa dan naluri. Sebaliknya, berada dalam lingkungan yang kejam/hostile mendorong anak untuk juga berperilaku keras.

Tentang pendidikan, apa saran Dokter?
Sering orang melupakan bahwa unsur pendidikan yang penting adalah:
a. Pengembangan intelektual
Dikembangkan cara berpikir logis melalui pendidikan matematik, cara berkomunikasi melalui baca tulis bersamaan dengan itu dilakukan pengembangan keterampilan sosial, berteman, bergaul dengan berbagai tingkat umur, dan belajar menggunakan fasilitas hidup di masyarakat, seperti menyeberang jalan, menggunakan WC/kamar mandi, sikat gigi, dll.
b. Pendidikan fisik (physical education), berisi penyiapan fisik agar anak memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan fisik dalam kehidupan sehari-hari.
Tiga unsur penting dalam pendidikan jasmani adalah belajar gerak, belajar keterampilan gerak, belajar mematuhi aturan (rule of the games), dan belajar sportivitas, mengakui keunggulan sesama.
c. Belajar menghayati kehidupan melalui berbagai pendidikan agama, moralitas, etika yang tidak hanya dilakukan dengan teori, tetapi juga melalui penghayatan dan praktik sehari-hari.

Peningkatan kemampuan intelektual haruslah dilakukan dalam konteks holistik tersebut sehingga terjadi manusia yang lebih utuh dan bisa hidup dalam masyarakat sekarang ini. Stimulasi otak secara terus-menerus menyebabkan terjadinya peningkatan kecerdasan yang bukan dilihat dalam arti sempit, tetapi lebih lengkap.*****

Mendidik anak hiperaktif

Mendidik Anak Hiperaktif

E-mailPrintPDF
Oleh: dr. Yahya Wardoyo, SKM
BEBERAPA keluarga melaporkan anak mereka menjadi hiperaktif kemungkinan karena pada masa kecilnya, sang anak terlalu dini mendapat asupan suplemen makanan berupa stimulan otak, atau vitamin otak seperti DHA. Agak sejalan dengan anak “nakal” atau anak dengan gangguan tingkah laku (GTL) adalah anak hiperaktif, atau anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) atau Attention Deficit & Hyperactive Disorder (ADHD). Kita akan memakai istilah Anak Hiperaktif saja untuk GPPH atau ADHD ini.
Sebenarnya ini tidak terlalu sejalan dengan anak “nakal”, sebab anak hiperaktif penyebabnya adalah gangguan hormonal, gangguan keseimbangan kimiawi dalam susunan saraf pusat/otak atau bahkan kelainan struktur anatomi otak dan perkembangan otak yang tidak normal, sehingga otak mengalami gangguan fungsi. Disebut juga dengan Brain Dysfunction Syndrome. Gangguannya disebut hiperkinetik sebab ditandai dengan berlebihannya gerakan.
Banyak juga anak hiperaktif yang latar belakang penyebabnya adalah lingkungan dan faktor emosional serta sosial, antara lain pola mendidik yang salah. Ada juga anak hiperaktif yang hereditair (karena keturunan).
Beberapa keluarga melaporkan anak mereka menjadi hiperaktif kemungkinan karena pada masa kecilnya, anak terlalu dini dan terlalu banyak mendapat asupan suplemen makanan berupa stimulan otak, atau vitamin otak seperti DHA, yang belakangan ini diiklankan secara besar-besaran dan meluas, bahkan menjadi tren. Ini memang masih perlu dibuktikan, tetapi ada baiknya suplemen semacam ini kita berikan dengan kehati-hatian dan tidak berlebihan.
Tipe Anak Hiperaktif
Anda perlu mengetahui bahwa ada tiga tipe anak hiperaktif. Berikut ini ketiga tipe tersebut!
1. tipe hiperaktif-impulsif
Anak dalam tipe ini memiliki ciri-ciri berikut: terlalu energik, lari ke sana kemari, melompat seenaknya, memanjat-manjat, banyak bicara, berisik.
Ia juga impulsif: melakukan sesuatu secara tak terkendali, begitu saja bertindak tanpa pertimbangan, tak bisa menunda respons, tidak sabaran. Tetapi yang mengherankan, sering pada saat belajar, ia menampakkan tidak perhatian, tetapi ternyata ia bisa mengikuti pelajaran.
2. tipe in-atensi
Anak dalam tipe ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: tidak mampu memusatkan perhatian secara utuh, tidak mampu mempertahankan konsentrasi, mudah beralih perhatian dari satu hal ke lain hal, sering melamun, tidak bisa diajak berbicara atau menerima instruksi karena perhatiannya terus berpindah-pindah, pelupa dan kacau.
3. tipe kombinasi
Anak dalam tipe ini mempunyai ciri-ciri berikut: kurang mampu memperhatikan aktivitas dan mengikuti permainan atau menjalankan tugas, perhatiannya mudah terpecah, mudah berubah pendirian, selalu aktif secara berlebihan dan impulsif.
Beda Anak Nakal dan Anak Hiperaktif
Apa yang membedakan anak nakal/anak dengan GTL dengan anak hiperaktif?
Anak nakal/dengan GTL mampu berkonsentrasi, bahkan mampu memimpin, merencanakan dan bisa diterima oleh sebagian anggota masyarakat (yang mau dipimpinnya), sedangkan anak hiperaktif tidak bisa memimpin dan tidak bisa diterima masyarakat.
Anak dengan GTL membatasi aktivitasnya sebab ia bisa kelelahan, dan aktivitasnya sering memang berdasarkan rencana yang runut. Anak hiperaktif tampak hampir tak pernah merasa kelelahan, ia bagaikan mesin yang terus dipacu untuk bergerak.
Yang jelas, anak dengan GTL keadaan otaknya normal, sedangkan anak hiperaktif tidak normal.
Mengelola Anak Hiperaktif
Bagaimana mengelola anak hiperaktif? Karena penyebabnya sebagian besar adalah gangguan kimiawi dan anatomi otak, apa boleh buat, salah satu pengelolaannya adalah dengan obat-obatan yang ditujukan penyebab utamanya. Ini membutuhkan penanganan profesional.
Pengelolaan lain yang juga esensial adalah terapi perilaku dan edukasi, antara lain:
- latihan kedisiplinan dengan pola hadiah/pujian dan hukuman
- penyederhanaan materi pelajaran
- fokus pada apa yang bisa menimbulkan minat dan kesukaan
- metode dan pendekatan yang penuh variasi dan peraga yang menarik dan berubah-ubah
- perhatian dan kasih sayang
Beberapa prinsip pengajaran antara lain:
- jauhkan anak dari hal-hal yang bisa menyimpangkan perhatian selama di kelas, seperti gambar-gambar, mainan, jendela yang mengarah ke luar, teman-teman yang bisa menarik perhatian.
- jika ada dalam satu kelas dengan anak lain (yang normal) hendaknya ia diberikan teman duduk atau teman main yang mau mengerti keadaannya dan bertoleransi. Tempatkan ia di depan sehingga perhatiannya hanya tertuju kepada guru, tak terganggu adanya anak-anak lain.
- tekankan pada disiplin dan kerja sama/interaksi, misalnya dalam kelompok-kelompok kecil.

Pada prinsipnya anak hiperaktif harus ditangani sedini mungkin sebab ada kecenderungan makin lama akan makin menjadi-jadi.
Mengenali Anak Hiperaktif
Jadi, bagaimana kita mengenali anak hiperaktif?
Di sekolah anak hiperaktif bisa dikenali antara lain pada anak yang memperlihatkan gejala-gejala:
- sering tidak mampu menyelesaikan tugas guru, terutama yang memerlukan konsentrasi dalam waktu lama, walaupun bentuknya permainan.
- jika diajak berbicara sulit memperlihatkan perhatian kepada lawan bicaranya.
- mudah berubah perhatian terutama jika ada bentuk stimulus dari luar.
- menjawab atau berkata spontan tanpa pikir, sering tidak ada hubungannya dengan yang sedang menjadi topik pembicaraan.
- di tempat duduk sering gelisah, suka bergerak; sulit mempertahankan diri untuk diam lebih dari lima menit.
- sering melontarkan pertanyaan tak bermakna selama pelajaran.
- suka mengganggu teman-temannya, membuat gaduh, tidak mudah menurut tata disiplin kelas.
Kepada anak semacam ini harus segera dilakukan penanganan serius dan profesional. Guru maupun orang tua harus mendapat bimbingan khusus. Jika sudah waktunya mendapat obat-obatan, anak harus segera ditangani tenaga medis yang andal.
Jadi, Anda sudah tahu apa yang harus Anda lakukan, bukan?*****

Penyebab anak jadi hiperaktif

Jabang bayi atau bayi yang dibesarkan di daerah dekat dengan lalulintas sibuk memiliki kemungkinan lebih besar untuk menjadi hiperaktif ketika besar nanti.
Penyebab Anak Jadi Hiperaktif (foto:inilah)
Penyebab Anak Jadi Hiperaktif (foto:inilah)
Para ilmuwan percaya, paparan polusi udara dan kebisingan mempengaruhi perkembangan janin dan akan berpengaruh pada pertumbuhan anak khususnya saat usia genap tujuh tahun.
Penelitian yang dilakukan Rumah Sakit Pusat Medis Anak Cincinnati di Amerika Serikat menemukan, zat beracun yang ditemukan pada udara yang tercemar menyebabkan pembuluh darah menyempit dan meracuni otak.
Ini sebabnya anak menjadi hiperaktif, agresif dan masalah perilaku lainnya.
“Ada peningkatan kekhawatiran tentang potensi dampak polusi udara terkait lalu lintas pada otak yang tengah berkembang,” uajr Dr Nicholas Newman seperti dilansir dari dailymail.
Tim mengumpulkan data polusi udara terkait lalu lintas (TRAP) dari Anak Alergi Cincinnati dan Studi Pencemaran Udara (CCAAPS), studi epidemiologi jangka panjang yang menguji efek partikulat lalu lintas di masa kanak-kanak terhadap kesehatan pernapasan dan perkembangan alergi.
Anak yang lahir di kota antara 2001- 2003 dipilih berdasarkan riwayat keluarga dan apakah mereka tinggal dekat atau jauh dari jalan raya utama atau rute bus.
Anak-anak diikuti mulai mereka masih bayi sampai umur tujuh ketika orang tua menyelesaikan kuesioner tentang perilaku mereka.
Lalu mereka dilakukan penilaian terhadap attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan gejala terkait termasuk masalah perhatian, agresi, masalah perilaku,
Dari 762 anak yang awalnya terdaftar dalam penelitian ini, sebanyak 576 dilibatkan dalam analisis hingga usia mereka tujuh tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang terkena jumlah tertinggi ketiga dari TRAP selama tahun pertama kehidupan lebih cenderung memiliki skor hiperaktif tertinggi dan lebih banyak ‘beresiko’ saat mereka berusia tujuh tahun. [ady]

Mengapa anak jadi manja dan nakal ini jawabanannya dari fimel

25MAR0

Mengapa Anak Jadi Manja dan Nakal? Ini Jawabannya

ANAK » CERDAS & AKTIF   •   Febria Silaen
Tahukah Bu, penyebab anak jadi manja dan nakal? Yup, ternyata salah satu sebabnya karena orangtua terlalu memanjakan anak. Apa hubungannya? Ini jawabannya.
ibu membelai rambut anak yang menangis
Memenuhi Semua Keinginan Anak
Banyak di antara kita, orangtua yang selalu memenuhi permintaan anak untuk dibelikan mainan. Padahal, pola asuh semacam ini bisa berdampak buruk bagi anak. Sikap orangtua yang selalu memenuhi keinginan anak, misal membelikan mainan yang diminta  anak, malah bisa membentuk anak jadi manja, bersifat materialistik dan cenderung nakal.
Memang, kita , orangtua sering memanjakan anak dengan alasan daripada anak marah, mengamuk dan jadi “monster kecil” di rumah, lebih baik dipenuhi saja keinginannya. Padahal, Bu, sebaiknya kita bisa memberikan pengertian kepada anak bahwa tidak semua keinginannya bisa dikabulkan.
Anak harus mengerti bahwa untuk mendapatkan sesuatu, setiap orang harus mau berusaha lebih dulu. Seperti misalnya: orangtua harus bekerja agar bisa memperoleh uang untuk membeli makanan atau mainan anak. Maka Bu, sebaiknya kita bisa mulai memberi batasan ketika si anak meminta mainan. Kalau anak meminta mainan yang harganya cukup mahal, kamu bisa meminta anak untuk menabung atau menerapkan sistem sticker. Jadi, misalnya, setelah bermain, anak mau membereskan mainannya, maka dia bisa mendapat 1 sticker. Atau anak  menghabiskan susu, maka mendapat 2 sticker. Lalu, kamu tentukan Bu, bahwa anak boleh mendapat mainan impiannya, bila sudah berhasil mengumpulkan 30 sticker dalam sebulan, misalnya. Jadi, bila dia telah berusaha, kamu boleh memberinya hadiah.
Kurang Menerapkan Disiplin
Salah menerapkan disiplin kepada anak ternyata bisa menyebabkan anak bersikap manja dan nakal. Banyak dari antara kita, orangtua yang tidak tahu cara yang benar untuk mendisiplinkan anak. Misal, kita tidak memiliki aturan yang tegas di rumah sehingga membuat anak bersikap semaunya saja.
Nah, Bu, kamu perlu mengajarkan anak tentang konsekuensi dari setiap perilaku anak. Misal, jika anak tidak mau mandi maka kamu bisa memberikan pengertian bahwa nanti kulitnya gatal karena tubuhnya   kotor. Perlu diingat,  saat melatih disiplin pada anak, kamu wajib bersikap konsisten dan memberi contoh nyata juga pada mereka. Untuk melatih disiplin kamu juga bisa menerapkan sistem punish and reward saat anak berperilaku negatif. Misal, anak tidak boleh menonton televisi jika belum selesai mengerjakan tugas sekolah.  Atau anak tidak boleh makan cokelat kalau dia tidak meletakkan sepatu di rak sepatu.
Selalu Siap Membantu Anak
Ketika kamu mendapatkan laporan dari guru di sekolah tentang kenakalan anak, seringkali kamu tidak percaya. Banyak dari orangtua bersikap seolah-olah anak selalu berperilaku baik dan tidak berbuat salah. Bahkan tidak jarang, kamu malah selalu membela anak dan membuat seolah-olah kamu selalu berada di sampingnya untuk melindungi anak.
Sikap terlalu sering membela anak akan membuat anak manja, egois dan membentuk perilaku nakal karena selalu merasa dibela oleh orangtua. Nah, ibu, agar anak  bersikap positif dan mau menerima teguran ketika melakukan kesalahan maka yang harus kamu lakukan adalah memberi penjelasan bahwa bila anak berbuat salah dan memarahinya bukan berarti  kamu tidak saying lagi kepada mereka. Tunjukkan kepada anak bahwa tidak selamanya kamu akan membela anak. Adakalanya anak memang perlu ditegur ketika berperilaku negatif di rumah ataupun di sekolah.
Bertengkar Di Depan Anak
Kamu sering bertengkar dengan suami di depan si kecil? Padahal, sikap ini harus dihindari, Bu! Karena suara dan teriakan keras dengan saling memaki bisa memberikan dampak buruk bagi anak. Misal,  anak bisa berperilaku kasar ke teman, nakal dan tidak betah di rumah karena merasa tidak nyaman.
Sebaiknya kamu dan suami belajar untuk menahan diri dan tidak berkonflik saat berada bersama anak. Tapi jika memang anak mengalami trauma akibat pertengkaran orangtuanya, sebaiknya segeralah berkonsultasi ke psikolog anak.
Memberikan Contoh Buruk
Anak akan meniru segala sesuatu yang dilihat dari orang terdekatnya, yaitu kedua orangtuanya. Kalau kamu memiliki kebiasaan berteriak dan mengeluarkan kata kasar, maka otomatis anak akan meniru. Karena itu orangtua harus bisa menjadi role model yang baik bagi anak-anak.
Tapi jangan khawatir kalau ibu pernah berperilaku tidak baik, berikan penjelasan kepada anak bahwa apa yang telah dilihat adalah hal yang buruk dan anak tidak boleh meniru. Ibu juga harus berjanji untuk tidak berperilaku buruk di depan anak agar anak mengetahui bahwa hal yang buruk tidak boleh ditiru oleh anak.
Tidak PunyaWaktu Untuk Anak
Anak selalu membutuhkan perhatian dari orangtua. Tapi sayangnya, banyak yang tidak mengerti saat anak ingin bersama dengan orangtua. Ketika anak mencari perhatian dengan mengganggu kamu saat sibuk masak di dapur, ibu malah meminta anak untuk menjauh. Padahal, dengan menikmati waktu bersama di dapur, ibu bisa menciptakan bonding yang kuat dengan anak.
Maka, Bu, yuk tetap luangkan waktu bersama anak,  di tengah kesibukan sehari-hari. Misal, kamu bisa membacakan buku cerita atau mendongeng untuk anak sebelum dia tidur. Atau kamu juga bisa mengajukan cuti satu hari untuk menemani anak menonton film kartun kesayangan di bioskop atau menemaninya berlatih sepak bola. Banyak kok cara simpel untuk meraih hati anakmu, Bu!

Prof Yohanes Surya carikan saya anak paling bodoh, dari kompasiana

Prof. Yohanes Surya PhD – Carikan Saya Anak Yang Paling Bodoh

OPINI | 07 January 2013 | 22:23 Dibaca: 4383    Komentar: 9    3

1357674906102899482
Prof. Yohanes Surya PhD
Prof. Yohanes Surya. PhD, Sang Super Guru
Carikan saya anak yang paling bodoh dari Papua, akan saya latih
Anak kelas 2 SD dari Papua yang sudah tinggal kelas 4 kali, jadi Juara matematika tingkat nasional, dan juara membuat robot!
Prof. Yohanes Surya PhD. yang dilahirkan di Jakarta 6 Nopember 1963 ini, tidak asing lagi bagi telinga kita karena telah melahirkan segudang prestasi ditingkat internasional. Proffesor lulusan College of William and Mary, Jurusan Fisika dari USA, dibawah bimbingan beliau, pelajar dari Indonesia telah mmapu berbicara di tingkat dunia. 54 medali emas, 33 medali perak dan 43 medali perunggu telah diraih pelajar indonesia didalam berbagai lomba olimpiade tingkat internasional. Bahkan pada tahun 2006, Pelajar Indonesia menjadi juara dunia, mengalahkan 86 negara.
Hari ini beliau banyak berbincang dengan anggota PPI Kyoto, di Universitas Kyoto, Jepang. Beliau bercerita rahasia resepnya untuk menjadi seorang pengajar yang luar biasa. Mengapa luar biasa ? tentu saja, karena sudah membuat Pelajar Indonesia menjadi Juara Dunia di bidang Fisika.
Tetapi yang menarik buat saya adalah, beliau mengatakan bahwa orang Indonesia itu cerdas, jika diberi kesempatan dan dilatih dengan baik. Beliau mengatakan,”tidak ada anak yang bodoh, yang ada hanya anak yang tidak mendapat kesempatan belajar dari guru yang baik dan metode yang benar.” Untuk membuktikan pendapatnya ini, maka beliau pergi ke Papua untuk mencari murid yang paling bodoh, yang paling sering tinggal kelas, yang tidak bisa menjumlahkan, pokoknya yang bodohnya tak ketulungan lah kata orang Jakarta.
Mereka dibawa ke Jakarta, dalam tempo 6 bulan anak anak itu sudah menguasai pelajaran kelas 1 sampai kelas 6 SD. Ada satu orang anak yang sudah 4 tahun tinggal kelas di kelas 2 SD, dilatih kemudian menjadi juara nasional untuk olimpiade matematika, dan juga menjadi juara lomba membuat robot tingkat nasional. Banyak dari antara anak anak papua yang paling bodoh itu, yang kampungnya paling terpencil, dimana semua orang masih pakai koteka, setelah di latih oleh guru yang baik dan metode yang benar, setelah di beri kesempatan, maka pada tahun 2011, anak-anak itu menjadi juara Olimpiade Sains dan Matematika Asia , dengan merebut emas, perak dan perunggu.
Masih sungguh banyak prestasi yang dicapai Sang Guru ini, yang tak mungkin saya ceritakan dalam tulisan singkat ini. Tetapi cukuplah mewakili bahwa dengan memberi kesempatan bagi anak anak dari desa terpencil di Indonesia, mereka bisa menjadi Juara Dunia.
Prof. Yohanes Surya PhD, setelah menyelesaikan studinya di USA, beliau sempat kerja disana dan ditawari berbagai hal menarik supaya tetap di USA. Tetapi beliau memilih untuk pulang ke Indonesia untuk berbuat sesuatu. Beliau punya mimpi 15 tahun kedepan untuk mendidik anak-anak Indonesia yang paling tertinggal didaerah daerah, sehingga mereka menjadi Doktor (PhD), 30000 doktor, yang disebar diseluruh pelosok negeri. Jika ini terwujud, maka Indonesia akan bisa berbicara di Tingkat Internasional, bahkan kita akan bisa bertanding dengan negara maju seperti USA.
Jika anak-anak Papua bisa menjadi juara olimpeade fisika, juara olimpiade matematika, Juara membuat robot, maka semua anak-anak Indonesia yang paling bodoh sekalipun diseluruh nusantara, jika diberi kesempatan dan dibimbing dengan metode yang benar, maka sangat mungkin menciptakan 30000 doktor yang tersebar diseluruh Indonesia, ketika itu terjadi maka kemajuan negeri kita akan sama dengan USA, bahkan seperti pelajar Indonesia yang juara Olipiade Fisika, maka kita bisa jadi juara dunia, semua mungkin jika kita berusaha. Mestakung, kata beliau, semesta akan mendukung jika kita berusaha.
Apa rahasianya menjadi guru yang baik? ”guru yang baik adalah guru yang bisa menginspirasi para muridnya”, guru yang baik adalah guru yang bisa mengajarkan muridnya dengan mudah, ceria dan senang.” metode yang diyakininya ini ternyata telah berhasil dengan luar biasa. selain menajdi Juara Dunia di bidang Fisika dan Matematika, sudah banyak anak didiknya menjadi ilmuwan dan PhD terkemuka didunia. Satu lagi kita sudah menjadi lawan yang tangguh di bidang matematika dan fisika. Seumpama ini adalah pertandingan bola, maka kita adalah Brazil atau Jerman. Lawan yang sudah ditakuti lawan sedunia.
Tulisan ini masih akan bersambung, karena besok masih ingin berdiskusi panjang lebar dengan Sang Guru. Selamat datang di Kyoto Sang Super Guru, salute for you.
Artikel ini saya copy dari blog saya, dimana penulisnya adalah seorang teman, senior, dan juga bisa saya sebut sebagai guru karena saya banyak belajar dari beliau, namanya adalah Josep Franklin Sihite.
 
Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.
Siapa yang menilai tulisan ini?
     3

Sutarno

Menarik

IS HARJATNO

Bermanfaat

Marikxon Manurung

Inspiratif
KOMENTAR BERDASARKAN : 

    7 January 2013 22:31:07

    ”guru yang baik adalah guru yang bisa menginspirasi para muridnya”, guru yang baik adalah guru yang bisa mengajarkan muridnya dengan mudah, ceria dan senang.”
    Saya suka cara-cara itu.

    Laporkan Komentar

    1

    Balas

    7 January 2013 22:35:34

    Ya Pak Sutarno, buktinya anak yang sering tinggal kelas malah jadi juara kelas dan bisa bikin robot. Cara mengajar siswa di Indonesia memang perlu dibenahi lagi 

    Laporkan Komentar

    1

    Balas

    8 January 2013 04:42:41

    Nice posting. Indonesia butuh orang seperti Prof.Surya memberi .KESEMPATAN tanpa KKN

    Laporkan Komentar

    1

    Balas

    8 January 2013 06:21:34

    Prof johannes orang yg baik dan pinter, mencetak sarjana S3 itu bukan seperti mencetak kue prof, di indonesia saja S1 kaga ada yg beres mana mungkin bicara S3? Angka mungkin gampang diraih tapi kualitas kaga ada…itu yg biasa terjadi di indonesia

    Laporkan Komentar

    0

    Balas

    8 January 2013 17:12:11

    Itu dia, sekarang ini banyak juga dosen atau guru di Indonesia yang sebenarnya punya ilmu tapi tidak bisa mengajar dengan cara yang baik.
    Mungkin perlu sekolah khusus untuk para guru-guru - bagaimana cara mengajar siswa agar pelajaran dan ilmu yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa.
    Nice komen, thanks 

    Laporkan Komentar

    1

    Balas

    8 January 2013 20:38:09

    Those who can not do, teach! Those who can do will become leaders in the field.

    Laporkan Komentar

    1

    Balas

    12 April 2013 14:47:13

    Teach itself is a “do”, kisanak cuncun..jangan lupakan itu. 

    Laporkan Komentar

    1

    Balas

    12 April 2013 14:44:16

    teach is a “do”, kisanak..jangan lupakan itu 

    Laporkan Komentar

    0

    Balas