Minggu, 16 Juni 2013

BUkan cuma Mengajar dan Menghajar

A. Kasandra Putranto: Bukan Cuma Mengajar dan Menghajar

E-mailPrintPDF
SETIAP manusia memiliki persoalan dan dituntut untuk merespons persoalan itu dengan baik, bijak, dan sabar. Apalagi jika yang memiliki persoalan itu adalah orang dewasa dan sudah berkeluarga, tentu akan lebih rumit dibandingkan dengan orang yang belum memiliki tanggung jawab dalam kehidupan keluarga. “Persoalan yang dihadapi orang dewasa banyak sekali, berkait dengan diri, keluarga, pekerjaan dan masyarakat. Pada dasarnya setiap manusia menjalani kehidupannya sesuai dengan kemampuan dan pilihannya,” kata A Kasandra Putranto yang aktif di Himpunan Psikologi Indonesia, Asosiasi Psikologi Forensik, dan Ikatan Psikologi Klinis.

Berikut perbincangan herry prasetyo dari buahaticerdas dengan psikolog yang juga peduli terhadap pekerjaan-pekerjaan sosial dan tak lupa memperjuangkan anak berkebutuhan khusus.
Tentang perhatian Anda dalam memperjuangkan anak berkebutuhan khusus, bisa dijelaskan lebih detail lagi? 
Negara-negara lain sangat memberikan perhatian kepada anak Kebutuhan Khusus, dengan prinsip pendidikan inklusi dan masyarakat yang ramah dan nondiskriminatif. Prinsip utama mereka adalah mempersiapkan agar anak-anak KBK memiliki kesempatan untuk mandiri, memampukan diri serta terampil untuk menjalani kehidupan. Untuk itu dibutuhkan proses penanganan dan pendidikan yang layak dan tepat bagi mereka agar mereka mampu mencapai tujuan kemandirian tersebut. Indonesia, walaupun secara formal sudah menyatakan diri untuk melaksanakan pendidikan inklusi, namun kenyataannya pelaksanaannya masih belum sempurna. Hampir 70% dari populasi anak kebutuhan khusus ternyata tidak memperoleh kesempatan untuk bersekolah atau tidak memperoleh pendidikan yang layak dan sesuai dengan kekhususannya.
Masih banyak guru, sekolah, orang tua dan masyarakat yang terjebak dalam alasan kebijakan pendidikan nasional yang membedakan pendidikan anak normal dan anak luar biasa. Pemahaman indiskriminasi justru kerap menjadi praktik diskriminatif terhadap anak KBK. Anak autis, ADD, ADHD, LD, dan masih banyak kriteria lain semakin dipersulit dengan adanya UN. Saya merintis KELOMPOK PEDULI PENANGANAN DAN PENDIDIKAN ANAK KBK. Karena kami ingin mereka juga memiliki kesempatan untuk belajar mandiri dengan cara mereka sendiri.

Untuk KELOMPOK PEDULI PENANGANAN DAN PENDIDIKAN ANAK KBK, apa program riil yang dapat dirasakan manfaatnya? 
KP3ABK baru akan diresmikan 24 Juli 2010 dalam seminar sehari tentang penanganan ABK yang terbukti ilmiah. Di Indonesia semua orang bisa jualan apa saja, batu bertuah, pijit bermanfaat, atau pelatihan sakti. Duit diambil, anak tetap bermasalah, bahkan lebih bermasalah. Kegiatan nyata kami adalah memberikan psikoedukasi yang terus-menerus kepada guru, orang tua dan masyarakat, walaupun digempur oleh pihak-pihak pengusaha yang mengabaikan esensi ilmiah demi keuntungan pribadi.

Apa yang dimaksud dengan psikologi forensik?
Psikologi forensik adalah bidang ilmu psikologi yang berhubungan dengan hukum, terutama dengan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pengadilan dan permasyarakatan kasus-kasus kriminal. Psikologi dimanfaatkan untuk profiling pelaku kriminal, otopsi psikologi, asesmen, wawancara, intervensi dan terapi, psikoedukasi dan pelatihan baik tersangka, saksi, maupun korban.

Apa saran Anda agar keluarga, terutama dimulai dari orang tua, melek hukum, sehingga anak-anaknya kelak atau anggota keluarga yang lain tidak terjerat hukum hanya karena masalah sepele?
Salah satu caranya adalah menanamkan kebiasaan membaca untuk berbagai topik, terutama koran. Dengan wawasan yang luas dan minat baca yang tinggi, pengetahuan hukum adalah salah satu yang bisa dikuasai selain ekonomi, pendidikan dan lain-lain.

Persoalan apa saja secara psikologis, yang dihadapi orang dewasa saat ini? Seberapa besar persoalan tersebut berpengaruh pada perilaku atau pola berpikir?
Persoalan yang dihadapi orang dewasa banyak sekali, berkait dengan diri, keluarga, pekerjaan dan masyarakat. Pada dasarnya setiap manusia menjalani kehidupannya sesuai dengan kemampuan dan pilihannya. Mereka yang gagal, terbeban dan tertekan memiliki cara berpikir, merasa dan bertindak yang berbeda dengan mereka yang sukses, tertantang dan 'survive'. Kegiatan psikologi klinis saya adalah membantu setiap orang yang ingin mencapai kesuksesan dalam hidup yang sifatnya relatif bagi setiap orang. Sukses sebagai individu, sebagai ibu, sebagai pekerja, sebagai suami atau istri dan lain-lain, yang pada akhirnya adalah bebas dari gangguan psikologis.

Bisa diberikan satu contoh kasus bagaimana seseorang yang sudah Anda bantu, bisa terbebas dari beban psikologis sehingga lebih mudah meraih kesuksesan? 
Konflik antara anak dan orang tua atau suami dan istri yang sangat mengganggu kualitas hidup. Banyak yang depresi, temperamental dan terbeban sehingga kualitas sekolah, pekerjaan dan hidup menjadi menurun. Dengan intervensi psikologi, masalah diselesaikan. Keahlian saya menggunakan tekni Cognitive Behavior, mengubah pola pikir demi merekonstruksi pola perasaan dan perilaku. Saya mengembangkan teknik metamorfosis, agar klien bisa belajar mengubah diri demi mengubah gejala psikologis dan konflik yang mengganggu menjadi berangsur-angsur hilang.

Saya agak geregetan dengan dunia pendidikan kita, karena sebenarnya banyak ahli atau pemerhati pendidikan sudah memberikan ide bagaimana sistem pendidikan yang baik, tapi sepertinya sulit diterapkan. Apa sebenarnya kendala utama menerapkan sistem pendidikan yang pas untuk negeri ini?

Kendalanya karena pemimpin-pemimpin kita terjebak pada konsep satu dimensi, ekonomi saja atau globalisasi saja, melupakan dimensi yang lain. Para pejabat diknas juga kebanyakan bukan guru sehingga kurang memahami esensi pendidikan yang sebenarnya. Pendidikan nasional lebih diarahkan kepada manfaat ekonomi.

Bagaimana kiat yang mudah agar kita bisa mengubah pola pikir, karena sering kali hari ini pola pikirnya bener, hari berikutnya mengambang?
Teknik CBT melibatkan beberapa tahapan intervensi yang memerlukan komitmen tinggi. Tidak ada kiat yang mudah untuk mengubah pola pikir. Karena berdasarkan pengalaman, saya berikan yang mudah malah kebanyakan tidak percaya dan akhirnya malah tidak mau menjalankan. Secara sederhana hanyalah sekadar mengubah semua pikiran negatif menjadi positif, sehingga bisa menjadi program positif dalam pikiran yang bisa membentuk perasaan positif dan perilaku positif pula.
Mereka yang depresi terbiasa memiliki pola berpikir catastrophic yang khas, seperti “hidup saya tidak berharga, saya tidak akan pernah bisa menyenangkan hati orang tua saya, apa pun yang saya perbuat tidak ada artinya dan percuma.” Mereka yang bebas depresi memiliki pola berpikir yang berbeda, seperti: “hidup hanya satu kali, seberat apa pun rasanya Tuhan pasti akan memberikan sesuai kemampuan. Saya pasti akan bisa menyenangkan hati orang tua saya suatu saat, saya tidak akan pernah lelah berusaha untuk berbuat sesuatu.”
Berkaitan dengan pendidikan anak. Banyak anak-anak berbakat malah ditemukan oleh pihak swasta, seperti televisi, dengan beberapa program acara mencari bakat. Akan tetapi, begitu anak berbakat itu didapatkan, maka eksploitasi itu mudah muncul, anak "dipaksa" mencari duit dengan alasan popularitas. Bagaimana pendapat Anda?
Menyalurkan bakat dan minat tidak berarti dieksploitasi. Anak tetap memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal, bermain, dipenuhi kebutuhannya dan seterusnya. Orang tua yang menjadikan anak-anaknya untuk menjadi ‘cashcow machine’ seringkali sulit untuk diubah persepsinya, karena selalu melihat dari sisi kesempatan. Memerlukan teknik yang lebih bijak dan hati-hati, daripada sekadar menyalahkan pilihan mereka.

Bisakah Anda contohkan salah satu cara tentang psikoedukasi untuk guru atau orang tua? 
Menyelenggarakan seminar dengan mendatangkan ahli dari Amerika dan Belanda, di samping kegiatan melalui media dan pelatihan, atau melalui facebook dan media lain. Daripada facebooknya cuma buat nostalgia CLBK.
Bagaimana kiat sederhana membentuk karakter anak yang kuat? Sulitkah?
Sekali lagi, jawaban saya sulit. Karena jika saya bilang mudah orang tua akan sulit percaya. Mendampingi anak dengan hati bukan cuma sekadar mengajar dan menghajar, tetapi sekali lagi bukan berarti IMPOSSIBLE. Justru karena orang tua menganggap mudah jadi sering menggampangkan.

Apa yang ingin Anda sampaikan kepada pembaca di luar pertanyaan saya? 
Saya senang membantu orang mengatasi masalah psikologis mereka, sebagai anak, sebagai ibu, sebagai pekerja dan seterusnya. Saya ingin bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk lebih baik, terutama untuk memiliki keluarga yang mampu menyediakan 'rumah' yang nyaman dan produktif, menghasilkan anak-anak yang berpotensi dan berprestasi, dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka.*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar