Minggu, 16 Juni 2013

Prof Yohanes Surya carikan saya anak paling bodoh, dari kompasiana

Prof. Yohanes Surya PhD – Carikan Saya Anak Yang Paling Bodoh

OPINI | 07 January 2013 | 22:23 Dibaca: 4383    Komentar: 9    3

1357674906102899482
Prof. Yohanes Surya PhD
Prof. Yohanes Surya. PhD, Sang Super Guru
Carikan saya anak yang paling bodoh dari Papua, akan saya latih
Anak kelas 2 SD dari Papua yang sudah tinggal kelas 4 kali, jadi Juara matematika tingkat nasional, dan juara membuat robot!
Prof. Yohanes Surya PhD. yang dilahirkan di Jakarta 6 Nopember 1963 ini, tidak asing lagi bagi telinga kita karena telah melahirkan segudang prestasi ditingkat internasional. Proffesor lulusan College of William and Mary, Jurusan Fisika dari USA, dibawah bimbingan beliau, pelajar dari Indonesia telah mmapu berbicara di tingkat dunia. 54 medali emas, 33 medali perak dan 43 medali perunggu telah diraih pelajar indonesia didalam berbagai lomba olimpiade tingkat internasional. Bahkan pada tahun 2006, Pelajar Indonesia menjadi juara dunia, mengalahkan 86 negara.
Hari ini beliau banyak berbincang dengan anggota PPI Kyoto, di Universitas Kyoto, Jepang. Beliau bercerita rahasia resepnya untuk menjadi seorang pengajar yang luar biasa. Mengapa luar biasa ? tentu saja, karena sudah membuat Pelajar Indonesia menjadi Juara Dunia di bidang Fisika.
Tetapi yang menarik buat saya adalah, beliau mengatakan bahwa orang Indonesia itu cerdas, jika diberi kesempatan dan dilatih dengan baik. Beliau mengatakan,”tidak ada anak yang bodoh, yang ada hanya anak yang tidak mendapat kesempatan belajar dari guru yang baik dan metode yang benar.” Untuk membuktikan pendapatnya ini, maka beliau pergi ke Papua untuk mencari murid yang paling bodoh, yang paling sering tinggal kelas, yang tidak bisa menjumlahkan, pokoknya yang bodohnya tak ketulungan lah kata orang Jakarta.
Mereka dibawa ke Jakarta, dalam tempo 6 bulan anak anak itu sudah menguasai pelajaran kelas 1 sampai kelas 6 SD. Ada satu orang anak yang sudah 4 tahun tinggal kelas di kelas 2 SD, dilatih kemudian menjadi juara nasional untuk olimpiade matematika, dan juga menjadi juara lomba membuat robot tingkat nasional. Banyak dari antara anak anak papua yang paling bodoh itu, yang kampungnya paling terpencil, dimana semua orang masih pakai koteka, setelah di latih oleh guru yang baik dan metode yang benar, setelah di beri kesempatan, maka pada tahun 2011, anak-anak itu menjadi juara Olimpiade Sains dan Matematika Asia , dengan merebut emas, perak dan perunggu.
Masih sungguh banyak prestasi yang dicapai Sang Guru ini, yang tak mungkin saya ceritakan dalam tulisan singkat ini. Tetapi cukuplah mewakili bahwa dengan memberi kesempatan bagi anak anak dari desa terpencil di Indonesia, mereka bisa menjadi Juara Dunia.
Prof. Yohanes Surya PhD, setelah menyelesaikan studinya di USA, beliau sempat kerja disana dan ditawari berbagai hal menarik supaya tetap di USA. Tetapi beliau memilih untuk pulang ke Indonesia untuk berbuat sesuatu. Beliau punya mimpi 15 tahun kedepan untuk mendidik anak-anak Indonesia yang paling tertinggal didaerah daerah, sehingga mereka menjadi Doktor (PhD), 30000 doktor, yang disebar diseluruh pelosok negeri. Jika ini terwujud, maka Indonesia akan bisa berbicara di Tingkat Internasional, bahkan kita akan bisa bertanding dengan negara maju seperti USA.
Jika anak-anak Papua bisa menjadi juara olimpeade fisika, juara olimpiade matematika, Juara membuat robot, maka semua anak-anak Indonesia yang paling bodoh sekalipun diseluruh nusantara, jika diberi kesempatan dan dibimbing dengan metode yang benar, maka sangat mungkin menciptakan 30000 doktor yang tersebar diseluruh Indonesia, ketika itu terjadi maka kemajuan negeri kita akan sama dengan USA, bahkan seperti pelajar Indonesia yang juara Olipiade Fisika, maka kita bisa jadi juara dunia, semua mungkin jika kita berusaha. Mestakung, kata beliau, semesta akan mendukung jika kita berusaha.
Apa rahasianya menjadi guru yang baik? ”guru yang baik adalah guru yang bisa menginspirasi para muridnya”, guru yang baik adalah guru yang bisa mengajarkan muridnya dengan mudah, ceria dan senang.” metode yang diyakininya ini ternyata telah berhasil dengan luar biasa. selain menajdi Juara Dunia di bidang Fisika dan Matematika, sudah banyak anak didiknya menjadi ilmuwan dan PhD terkemuka didunia. Satu lagi kita sudah menjadi lawan yang tangguh di bidang matematika dan fisika. Seumpama ini adalah pertandingan bola, maka kita adalah Brazil atau Jerman. Lawan yang sudah ditakuti lawan sedunia.
Tulisan ini masih akan bersambung, karena besok masih ingin berdiskusi panjang lebar dengan Sang Guru. Selamat datang di Kyoto Sang Super Guru, salute for you.
Artikel ini saya copy dari blog saya, dimana penulisnya adalah seorang teman, senior, dan juga bisa saya sebut sebagai guru karena saya banyak belajar dari beliau, namanya adalah Josep Franklin Sihite.
 
Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer.
Siapa yang menilai tulisan ini?
     3

Sutarno

Menarik

IS HARJATNO

Bermanfaat

Marikxon Manurung

Inspiratif
KOMENTAR BERDASARKAN : 

    7 January 2013 22:31:07

    ”guru yang baik adalah guru yang bisa menginspirasi para muridnya”, guru yang baik adalah guru yang bisa mengajarkan muridnya dengan mudah, ceria dan senang.”
    Saya suka cara-cara itu.

    Laporkan Komentar

    1

    Balas

    7 January 2013 22:35:34

    Ya Pak Sutarno, buktinya anak yang sering tinggal kelas malah jadi juara kelas dan bisa bikin robot. Cara mengajar siswa di Indonesia memang perlu dibenahi lagi 

    Laporkan Komentar

    1

    Balas

    8 January 2013 04:42:41

    Nice posting. Indonesia butuh orang seperti Prof.Surya memberi .KESEMPATAN tanpa KKN

    Laporkan Komentar

    1

    Balas

    8 January 2013 06:21:34

    Prof johannes orang yg baik dan pinter, mencetak sarjana S3 itu bukan seperti mencetak kue prof, di indonesia saja S1 kaga ada yg beres mana mungkin bicara S3? Angka mungkin gampang diraih tapi kualitas kaga ada…itu yg biasa terjadi di indonesia

    Laporkan Komentar

    0

    Balas

    8 January 2013 17:12:11

    Itu dia, sekarang ini banyak juga dosen atau guru di Indonesia yang sebenarnya punya ilmu tapi tidak bisa mengajar dengan cara yang baik.
    Mungkin perlu sekolah khusus untuk para guru-guru - bagaimana cara mengajar siswa agar pelajaran dan ilmu yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa.
    Nice komen, thanks 

    Laporkan Komentar

    1

    Balas

    8 January 2013 20:38:09

    Those who can not do, teach! Those who can do will become leaders in the field.

    Laporkan Komentar

    1

    Balas

    12 April 2013 14:47:13

    Teach itself is a “do”, kisanak cuncun..jangan lupakan itu. 

    Laporkan Komentar

    1

    Balas

    12 April 2013 14:44:16

    teach is a “do”, kisanak..jangan lupakan itu 

    Laporkan Komentar

    0

    Balas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar