Minggu, 16 Juni 2013

Mengapa anak jadi manja dan nakal ini jawabanannya dari fimel

25MAR0

Mengapa Anak Jadi Manja dan Nakal? Ini Jawabannya

ANAK » CERDAS & AKTIF   •   Febria Silaen
Tahukah Bu, penyebab anak jadi manja dan nakal? Yup, ternyata salah satu sebabnya karena orangtua terlalu memanjakan anak. Apa hubungannya? Ini jawabannya.
ibu membelai rambut anak yang menangis
Memenuhi Semua Keinginan Anak
Banyak di antara kita, orangtua yang selalu memenuhi permintaan anak untuk dibelikan mainan. Padahal, pola asuh semacam ini bisa berdampak buruk bagi anak. Sikap orangtua yang selalu memenuhi keinginan anak, misal membelikan mainan yang diminta  anak, malah bisa membentuk anak jadi manja, bersifat materialistik dan cenderung nakal.
Memang, kita , orangtua sering memanjakan anak dengan alasan daripada anak marah, mengamuk dan jadi “monster kecil” di rumah, lebih baik dipenuhi saja keinginannya. Padahal, Bu, sebaiknya kita bisa memberikan pengertian kepada anak bahwa tidak semua keinginannya bisa dikabulkan.
Anak harus mengerti bahwa untuk mendapatkan sesuatu, setiap orang harus mau berusaha lebih dulu. Seperti misalnya: orangtua harus bekerja agar bisa memperoleh uang untuk membeli makanan atau mainan anak. Maka Bu, sebaiknya kita bisa mulai memberi batasan ketika si anak meminta mainan. Kalau anak meminta mainan yang harganya cukup mahal, kamu bisa meminta anak untuk menabung atau menerapkan sistem sticker. Jadi, misalnya, setelah bermain, anak mau membereskan mainannya, maka dia bisa mendapat 1 sticker. Atau anak  menghabiskan susu, maka mendapat 2 sticker. Lalu, kamu tentukan Bu, bahwa anak boleh mendapat mainan impiannya, bila sudah berhasil mengumpulkan 30 sticker dalam sebulan, misalnya. Jadi, bila dia telah berusaha, kamu boleh memberinya hadiah.
Kurang Menerapkan Disiplin
Salah menerapkan disiplin kepada anak ternyata bisa menyebabkan anak bersikap manja dan nakal. Banyak dari antara kita, orangtua yang tidak tahu cara yang benar untuk mendisiplinkan anak. Misal, kita tidak memiliki aturan yang tegas di rumah sehingga membuat anak bersikap semaunya saja.
Nah, Bu, kamu perlu mengajarkan anak tentang konsekuensi dari setiap perilaku anak. Misal, jika anak tidak mau mandi maka kamu bisa memberikan pengertian bahwa nanti kulitnya gatal karena tubuhnya   kotor. Perlu diingat,  saat melatih disiplin pada anak, kamu wajib bersikap konsisten dan memberi contoh nyata juga pada mereka. Untuk melatih disiplin kamu juga bisa menerapkan sistem punish and reward saat anak berperilaku negatif. Misal, anak tidak boleh menonton televisi jika belum selesai mengerjakan tugas sekolah.  Atau anak tidak boleh makan cokelat kalau dia tidak meletakkan sepatu di rak sepatu.
Selalu Siap Membantu Anak
Ketika kamu mendapatkan laporan dari guru di sekolah tentang kenakalan anak, seringkali kamu tidak percaya. Banyak dari orangtua bersikap seolah-olah anak selalu berperilaku baik dan tidak berbuat salah. Bahkan tidak jarang, kamu malah selalu membela anak dan membuat seolah-olah kamu selalu berada di sampingnya untuk melindungi anak.
Sikap terlalu sering membela anak akan membuat anak manja, egois dan membentuk perilaku nakal karena selalu merasa dibela oleh orangtua. Nah, ibu, agar anak  bersikap positif dan mau menerima teguran ketika melakukan kesalahan maka yang harus kamu lakukan adalah memberi penjelasan bahwa bila anak berbuat salah dan memarahinya bukan berarti  kamu tidak saying lagi kepada mereka. Tunjukkan kepada anak bahwa tidak selamanya kamu akan membela anak. Adakalanya anak memang perlu ditegur ketika berperilaku negatif di rumah ataupun di sekolah.
Bertengkar Di Depan Anak
Kamu sering bertengkar dengan suami di depan si kecil? Padahal, sikap ini harus dihindari, Bu! Karena suara dan teriakan keras dengan saling memaki bisa memberikan dampak buruk bagi anak. Misal,  anak bisa berperilaku kasar ke teman, nakal dan tidak betah di rumah karena merasa tidak nyaman.
Sebaiknya kamu dan suami belajar untuk menahan diri dan tidak berkonflik saat berada bersama anak. Tapi jika memang anak mengalami trauma akibat pertengkaran orangtuanya, sebaiknya segeralah berkonsultasi ke psikolog anak.
Memberikan Contoh Buruk
Anak akan meniru segala sesuatu yang dilihat dari orang terdekatnya, yaitu kedua orangtuanya. Kalau kamu memiliki kebiasaan berteriak dan mengeluarkan kata kasar, maka otomatis anak akan meniru. Karena itu orangtua harus bisa menjadi role model yang baik bagi anak-anak.
Tapi jangan khawatir kalau ibu pernah berperilaku tidak baik, berikan penjelasan kepada anak bahwa apa yang telah dilihat adalah hal yang buruk dan anak tidak boleh meniru. Ibu juga harus berjanji untuk tidak berperilaku buruk di depan anak agar anak mengetahui bahwa hal yang buruk tidak boleh ditiru oleh anak.
Tidak PunyaWaktu Untuk Anak
Anak selalu membutuhkan perhatian dari orangtua. Tapi sayangnya, banyak yang tidak mengerti saat anak ingin bersama dengan orangtua. Ketika anak mencari perhatian dengan mengganggu kamu saat sibuk masak di dapur, ibu malah meminta anak untuk menjauh. Padahal, dengan menikmati waktu bersama di dapur, ibu bisa menciptakan bonding yang kuat dengan anak.
Maka, Bu, yuk tetap luangkan waktu bersama anak,  di tengah kesibukan sehari-hari. Misal, kamu bisa membacakan buku cerita atau mendongeng untuk anak sebelum dia tidur. Atau kamu juga bisa mengajukan cuti satu hari untuk menemani anak menonton film kartun kesayangan di bioskop atau menemaninya berlatih sepak bola. Banyak kok cara simpel untuk meraih hati anakmu, Bu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar